Mencintai lalu menikahi itu perjuangan karenanya bertanggungjawab | mencintai lalu memacari itu tanpa komitmen dan miskin tanggungjawab..
Punya pacar itu mudah bagi lelaki, tiada tantangan sama sekali | beda dengan menikahi, hanya bagi yang punya nyali..
Kita kan masih remaja, kita coba-coba dulu aja| mau aja jadi coba-coba, sampel kali ya...
Nikah itu nggak mudah, perlu persiapan, kita pacaran dulu aja| udah tau dia nggak siap, mau aja dimanfaatin...
Nggak usahlah pacaran, kita kakak adik aja | Modus dah, kakak adik maunya sama cewek? jelas jelas pengen TTM tuh, Teman Tapi Mesum.. Nauzubillah..
Aku mencintaimu selamanya, sampai kapanpun| emang hidup sinetron korea? get a life! Kata-kata mah semua bisa..
Kita jalanin dulu, liat deh kedepannya gimana | Sebenernya dia pengen bilang “ Kamu tuh cuma serep gue, kalo ada yang lebih.. loe, gue, end..
Mencintai itu jangan maksa | kalo belum siap jangan dijajal | pacaran cuma buat hargamu jadi obral... MasyaAllah..
Pacaran mah semua indah, karena penuh penipuan | setelah kamu kasih semua, baru tau sikapnya kayak apa..
Wajar aja lelaki pacaran, sama kamu sukanya kasar dan jahat | Jangankan sama kamu, sama Allah SWT aja dia berani maksiat...
Nggak kok pacar saya baik| Kalo dia beneran baik nggak akan jerumusin kamu ke maksiat.. Cape deh..
Yang beneran sayang sama kamu mikirin masa depanmu ,bukan membahayakan dan merusaknya dengan pacaran denganmu...
Cinta itu bukan merusak kehormatan diri ,ia tentang masa depan bukan hanya hari ini...
"Sebab menikah itu membenturkan ideologi dan realita. Setiap individu membawa ideologinya masing-masing kedalam organisasi yang bernama keluarga, Karena perbedaan ideologi antara suami dan istri berpotensi konflik, maka suami istri harus bekerjasama membangun keluarga yang berasaskan Tauhid dan semangat untuk menambah referensi pengetahuan agar stabil+dinamis dan harmonis+romantis"
bahwa ketika anda memutuskan untuk menikah, maka anda harus siap untuk bertanggung jawab. Siap untuk tidak tinggal dirumah mertua atau orang tua sendiri, demi menjaga perasaan istri dan anggota keluarga yang lain. Sebab, tinggal serumah dengan mertua atau dengan orang tua kandung sarat dengan intervensi dan berpotensi memicu konflik.
Selain itu, istri harus mengajarkan suaminya untuk bertanggung jawab dengan cara melibatkan suami dalam merawat kandungan, terlibat dalam proses persalinan, dan mengasuh anak. Hal-hal yang dianggap remeh seperti menggantikan popok bayi juga harus melibatkan suami.
Mengasuh anak-anak haruslah kedua orang tua kandungnya, bukanlah kakek atau nenek dari anak-anak atau pembantu atau baby sister seperti yang telah banyak kita saksikan sekarang ini, yaitu fenomena penitipan anak. Anak-anak juga harus di didik agar menjadi heroik dalam hidupnya. Bukan fasilitas yang kita berikan, tapi hadapkan ia pada realitas hidup sehingga ia bisa hidup."
Bersambung....( selanjutnya nanti akan saya bahas dan akan saya tulis artikelnya tentang pembentukan karakter, atau pendidikan karakter. Sebab malam ini saya diajak keluar oleh teman saya)
See You...

Komentar