Langsung ke konten utama

Segelas Kopi Jogja

Dalam segelas kopi.
dan Sepuntung rokok temani gundahku..
Bersama internet yang jalan...
Seiring nada HP yang mendaras kabar.
Yang dibawa angin utara.
Dalam secangkir kopi...
Kuhitung pelan detak jantungku.
Sambil menata hati...
Dalam segelas kopi.
Yang kuteguk...
Dalam segelas kopi yang diaduk-aduk.
Waktu berjelaga karena rindu..
Meneteslah Airmata syukur...
Dalam segelas kopi dinginku..,


Puisi terlahir tepatnya pada tanggal yang saya lupa, lampau tatkala saya mendapat kabar dari orang tuaku yang tercinta. dari mulutnya yang mengalir warta seduh, yang ditulis di SMS. "sayang sabar dulu yah, Papa sama Mama belum bisa untuk mengirim uang, insyaallah kalo ud ada rejeki dikirim."

Aku melayang, haru, sedih, marah, dan bahagia. menyeruak bersamaan.
Bagaimana tidak, ini adalah hari pertama orang tuaku, Berkata seperti ini.
dan ini adalah hari pertamaku merasakan seperti apa merantau. yang dulunya aku merantau, merasa pasokan kebutuhanku selalu tercukupi, tak berleih dan tak kurang.

waktu itu pun aku sadar bahwa dan termenung ingin melakukan sesuatu akan hal itu.
ingin marah, berontak, menuntut atas kewajiban yang harus diberikan orang tuaku.
namun aku tersadar sejenak ketika melihat jam yang terpajang didinding. jam itu
merupakan pemberian yang diberikan oleh orang yang menyanyangiku.
aku teringat akan sosok pribadi  yang memberikan jam itu.
aku teringat akan apa yang ia tunjukkan kepadaku
untuk bagaimana bersikap "jika suatu saat orang yang kamu harapkan itu malah mengecewakanmu"
aku teringat akan hal itu.

Dan jam dinding yang tadinya berdetak dengan suara semut 
seakan terdengar seperti suara halilintar yang turun bersama gemuruh badai yang hendak menyadarkanku. dan aku pun memutar kaset memoriku secara 180 derajat
aku teringat akan kata bapakku. "Hidup itu seperti dua buah titik garis yang terputus/terpisah, dan kita tidak tahu apa yang ada disela-sela ruang kosong dua buah garis itu"
dan mungkin itulah yang dinamakan dengan MISTERI/tTAKDIR.
karena ketidaktahuan adalah merupakan proses suatu bentuk perlindungan tuhan, supaya hati tak perlu bekerja ekstra keras"
akupun mulai berdiri menuju pintu kamarku melangkahkan kakiku membawa HP yang tadi membawa kabar sial bagiku. dan sekarang HP yang tadi kugenggam yang merupakan HP sial, kini menjadi HP harapanku untuk melewati masalah ini. karena akhirnya ku sadar kalo aku aku tidak sendiri "i'm not alone" sebab dijauh diatas sana masih ada yang bisa membantuku.


Alhamdulillah dihening malam kutulis jurnal sekaligus puisi ini. berlinang air mata syukur yang kurasakan meskipun linangan
air mata syukur itu tak keluar. akhirnya aku mengerti mengapa orang tuaku bisa menerima diriku apa adanya. ini bukan karena usahaku untuk mendapatkan cinta mereka. ini lebih karena cinta...cinta... orang tuaku tidak mungkin hilang, hanya karena aku marah, kesal, dongkol, dan mengerutu karena belum bisa memahami keaadaan. sebab cinta orang tuaku bukan sebesar byte tapi sebesar gigabyte, atau bahkan tak terukur.

Waktu memang tak akrab denganku, dan orang tuaku
Tapi bosan, Jenuh, senang, tertawa telah menjadi sahabat setiaku.
Yang tak kenal waktu menemaniku dan menertawakanku
Didalam buku gambarku.
tak pernah ada duka atau badai,
hanya sederet sketsa
tentang aku, Orang tuaku, dan tawa yang selalu bersama

karena.
Orang tuaku...
sedalam laut seluas langit.
cinta tak selalu bisa diukur..
Begitulah orangtuaku mengurai waktu...
Meneteskan Keringat dan Kasihnya untukku....

Selalu orangtuaku pergi saat pagi
kadang sampai pagi berganti sore...
tapi saat ia pulang.
ia tak lupa menjingjing pelangi..
lalu dengan sabar...
menguraikan warnanya satu persatu.
padaku dengan mata lelah..
Namun berbinar...
N.B : ini adalah sebagian cerita saya, yang mendewasakan pikiran saya :D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PUISI AKU DIA DAN KAMU

Kemerdekaan  tanpa cinta Sungguh keterpaksaan keyakinan, Kau tak akan pernah tahu lukaku sebenarnya Meski kita bisa masih bersama-sama Tapi kedepannya kita saling menyakiti. Dahulu sering kukatakan, Disaat kamu merasa khawatir tentang kebersamaan kita? Karena kamu bermimpi aku ketemu dia... Dan kamu bertanya apakah akan selamanya "kita"... Aku selalu menjawab, 'kita lihat saja nanti' dan lakukan yang terbaik sekarang.... Sungguh didunia ini tidak ada yang kebetulan... Semua sudah tertulis dilauh mahfudz... Aku bertemu kamu,  Dan aku bertemu dia sebelum aku ketemu kamu... Itu bukanlah kebetulan! Membayangi wajahmu, dan membayangi wajah dia.. Engkau dan dia telah menjadi racun dalam darahku, baik didalam pikiranku... Tapi kalau jodoh,  Jadilah! Maka jadilah! Engkau memang mencintaiku... Begitu juga dia yang pertama bertemu denganku, KuMencintainya.. Bukan aku mencari yang sempurna.. Tetapi aku lebih memilih yang ...
Kata-kata bijak hari ini  Saat bertemu teman yang dapat dipercaya, rukunlah bersamanya. karena seumur hidup manusia, teman sejati (sahabat) itu, tak mudah ditemukan. Saat bertemu penolongmu. berterima kasihlah padanya, karena dialah yang membantu mengubah hidupmu. Saat bertemu dengan orang yang kamu benci, sapalah dengan senyuman/tersenyum. Karena ia membuatmu semakin teguh/kuat. Saat bertemu dengan orang yang pernah mengkhianatimu, baik-baiklah berbincang dengannya. karena jika bukan karena dia, hari ini engkau tak memahami dunia. Saat bertemu orang yang tergesa-gesa meninggalkanmu. Berterima kasihlah karena dia pernah ada dihidupmu., karena dia adalah bagian dari nostalgiamu. Saat bertemu orang yang salah paham denganmu. Gunakan saat tersebut untuk menjelaskannya. karena engkau mungkin hanya punya satu kesempatan itu saja untuk menjelaskan kepdanya. Dan saat engkau bertemu orang  yang saat ini menemanimu seumur hidup (suami/istri) kita, Berterima...

Surat Dari Penyakit"perbuatan buruk"

Aku memperhatikanmu beberapa hari yang lalu, saat engkau memulai aktifitas harianmu. Kau bangun tanpa sujud mengerjakan subuhmu terkadang kau bangun dengan sujud subuhmu, dan kadang kala kau bergadang sampai pagi dengan tidak mengerjakan subuhmu. kemudian, kau juga jarang mengucapkan “Bismillah” sebelum memulai santapanmu, kadang kalau kau ingat baru kamu mulai mengucapkan bismillah. juga tidak sempat mengerjakan shalat Isya sebelum berangkat ke tempat tidurmu kadang juga kau mengerjakannya. Kau benar-benar orang yang bersyukur, aku menyukainya.  Tahukah kau!!! aku sangat senang sekali melihatmu :D, menjalani aktifitasmu. setiap harinya kau menghabiskan beberapa puntung rokok, bahkan paling banter kau menghabiskan dua bungkus rokok dalam sehari. apalagi ditambah dengan melihatmu jarang berolahraga. kamu berolahraga hanya jika di ajak oleh temanmu atau kalau kau sadar STAMINAmu sudah tidak sama seperti saat setahun yang lalu. bahkan kadang terlintas dipikiranku aku in...