WAJAH IBU
"Wajah IBU Tak lekang MENUNGGU,"
Ku-lukis Wajah Ibu Pada Zaman Ber-'Tuhan' "benda"
Namun Hanya Debu sia-sia nun di ujung kuku kaki keangkuhan gedung-gedung Pencakar Langit
Di kota-kota berpenghuni para robot bergumul limbah, debu, asap pun kebisingan kendaraan, mall, Pabrik,
Di-kangkangi kuasa Bangsa-bangsa kegelapan disulam bengis anarki mesin kematian Berbaju damai para "DAJJAL"
Aku Menunggu
Manusia berwajah seribu Ibu.
Wajah Ibu tiada??
Ku-kais-kais-ku-cari wajah ibu pada kotak hitam usang berserak pun pada samudera cahaya terpendam lalu ku-rekat
ku-untai wajah bermata cahaya itu. wajah dilarut kepayahan sembilan bulan dalam pertapaan cinta, demi terbit tunas hari bahkan darah nyawa dia persembahkan demi pupus nestapa insan pun bagi damai semesta.
Tok...Tok..Tok.
Aku disini merindukan-mu IBU
Selamat hari IBU
KEBON NANAS, Jakarta, 23-12-11.
*NB: sesekali kita perlu berhenti sibuk mengejar/mencari apapun, agar sejenak bisa menikmati suara cempreng-mu IBU disaat kau marah, dan suara merdu-mu saat kau berbicara dalam hati damai-mu
*GLOSARIUM:
Zaman Bertuhan Benda: Zaman orang2... berkiblat pada Gadget
Robot : Manusia yang saling tak peduli
Kotak Hitam Usang : Layar Monitor Kompi-ku
Samudera Cahaya : Kamar kosku yg diterangi lampu
Kepayahan sembilan bulan : waktu mengandung aku
Terbit Tunas : kelahiran/melahirkan
Ide ini didapat dari perbincangan dengan Pak iswandi fahmi
Komentar